Uncategorized

3 Tahun Pemerintahan Jokowi-JK, Wujud Nyata #Kerja3ersama

Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla tidak terasa sudah memasuki tahun ke 3. Dengan Kabinet Kerjanya pemerintahan Jokowi-JK terus bebenah dan memberikan sumbangsih dan kontribusinya untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Beruntung sekali pada Rabu (18/10) kemarin, saya berkesempatan hadir pada Diskusi Media yang digelar oleh Forum Merdeka Barat 9 dan Kantor Staf Presiden (KSP) yang bertempat di Bina Graha, Kantor Staf Presiden di Jalan Veteran no. 16, Jakarta Pusat.

Diskusi Media dalam rangka menyambut #3TahunJokowiJK #Kerja3ersama ini digelar selama 3 hari yaitu dari tanggal 17-19 Oktober 2017. Setiap hari mengetengahkan tema yang berbeda-beda namun masih berkesinambungan. Adapun tema yang dibahas pada Rabu (18/10) adalah “Pengembangan Ekonomi Maritim dan Peningkatan Produktivitas Sumber Daya Laut”. Diskusi Media yang di pandu oleh Juru Bicara Johan Budi dengan Kepala Staf Presiden, Teten Masduki sebagai tuan rumah ini menghadirkan narasumber yaitu : Mentri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Mentri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Mentri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Mentri Pariwisata Arief Yahya dan Mentri Energi dan Sumber Daya Alam Ignasius Jonan.

Diskusi dimulai pukul 9.30 pagi, satu setengah jam sebelumnya saya sudah tiba di gedung KSP. Setelah lapor diri dan melalui 2 kali pemeriksaan, saya pun sampai di gedung Bina Graha I tempat acara diadakan. Jujur ini baru pertama kali saya menjejakkan kaki di gedung Bina Graha dan senang sekali rasanya bisa hadir dan ikut menyaksikan secara langsung mengenai Diskusi Media kali itu. Apalagi diskusi itu ada ibu Susi, seorang mentri yang menurut saya mempunyai ciri khas tersendiri dengan ucapannya yang tegas to the point, walaupun beliau seorang perempuan yang mengemban tugas negara yang sebelumnya diemban oleh laki-laki. Sebagai perempuan Indonesia saya bangga lho Indonesia memiliki Ibu Susi sebagai Mentri Kelautan dan Perikanan.

Membuka diskusi hari itu bapak Teten Masduki mengatakan bahwa potensi Indonesia di bidang kemaritiman sangatlah besar, dengan potensi ekonomi sebesar USD1,33 Triliun yang harus dikembangkan untuk kemajuan Indonesia. Potensi tersebut harus digali dimana sebelumnya tidak terlalu dipedulikan padahal bisa jadi dapat menyumbangkan sumber devisa bagi negara. Penjelasan lebih lanjut diberikan oleh Menko Luhut, bahwa perhatian pemerintah pada sektor maritim ini patut diapresiasi. Bapak Presiden mengatakan bahwa laut untuk masa depan bangsa mempunyai misi bahwa sektor maritim dan kelautan dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Seperti yang dipaparkan bapak Arief Yahya bahwa Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia dan kekayaan koral terindah yang semua itu menjadi potensi wisata bahari kita. Dengan potensi kekayaan alam dan pariwisata tersebut tentunya apabila dikembangkan akan menjadi sumber devisa negara. Menurut data World Bank pariwisata menjadi salah satu bisnis utama (core business) Indonesia karena menjadi penyumbang PDB, devisa serta lapangan kerja yang mudah. Kemenpar ingin memaksimalkan potensi wisata bahari yang saat ini hanya memberi kontribusi 10%. For info nih teman, PDB adalah Produk Domestik Bruto yaitu nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang di produksi di dalam wilayah dalam jangka waktu tertentu.

img_20171019_120258-1131912188.jpg

Dari sektor kelautan juga seperti yang dijelaskan bu Susi, bahwa Indonesia memiliki kekayaan lautan yang sangat berlimpah. Produksi perikanan meningkat dari 20,84 juta ton di tahun 2014 menjadi 23,51 juta ton di tahun 2016. Hal inilah yang membuktikan bahwa pertumbuhan PDB perikanan berada di atas rata-rata pertumbuhan PDB Nasional. Menurut bu Susi program unggulan kementrian Kelautan dan Perikanan bertumpu pada pemberantasan illegal fishing, pengelolaan sumber daya ikan dan lautr yang berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan nelayan.

Susi Pudjiadtuti, Mentri Kelautan dan Perikanan RI (Dok:penulis)

Tidak main-main dengan isu illegal fishing ini, bu Susi mengatakan bahwa total ada 317 kapal yang ditenggelamkan karena menyalahi aturan tentang penangkapan ikan di perairan Indonesia dan 1020 ABK (Anak Buah Kapal) asing korban perdagangan manusia yang diselamatkan selama kurun waktu kurang lebih 3 tahu ini. Berbekal Misi Presiden “Laut untuk masa depan bangsa” ibu Susi dan KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) berusaha untuk menekan harga pakan perikanan agar dapat meningkatkan keuntungan para peternak ikan. Sekarang inipun menurut bun Susi sudah banyak para nelayan yang sudah bisa membuat sendiri pakan ikannya, hingga mereka tidak perlu membeli lagi dan dapat menekan biaya pembelian pakan ikan.

img_20171019_120217-421803500.jpg

Disamping itu juga ditekankan oleh bu Susi bahwa sumber daya laut yang dikelola juga seharusnya memperhatikan lingkungan dan kebersihan laut. Sampah di lautan yang banyak ditemukan tentu sangat mempengaruhi kehidupan laut, apalagi sampah plastik yang sangat lama hancurnya. Menjadi tugas kita bersama untuk menjaga keindahan dan kebersihan laut kita. Karena bagaimana wisatawan akan datang berkunjung kalau kebersihan pantai dan laut tidak kita jaga.

Sektor pariwisata di proyeksi menjadi penghasil devisa terbesar di 2019 dengan nilai mencapai USD 24 Miliar atau melampaui sektor migas dan minyak kelapa sawit. Mentri Arief Yahya mengatakan perolehan devisa sektor pariwisata di Indonesia tahun 2013-2015 menempati peringkat ke empat setelah migas, batu bara dan minyak kelapa sawit. Bukan hanya sebagai penghasil devisa terbesar biasa tetapi terbesar dan terbaik di regional bahkan global. Pariwisata Indonesia berada di urutan kedua dalam perolehan devisa yaitu sebesar USD13,5 Miliar di tahun 2016 setelah minyak kelapa sawit.

Bahkan perusahaan media di Inggris, The Telegraph mencatat bahwa Indonesia menjadi salah satu dari 20 negara dengan devisa pariwisata lebihb dari USD 40 Miliar. Pertumbuhan pariwisata ini dinilai 4 kali lebihtinggi dibanding pertumbuhan regional dan global dengan pertumbuhan paling cepat. Seperti Indonesia yang pertumbuhan pariwisatanya mencapai 25,68%, bahkan pertumbuhan industri dunia saja hanya sebesar 6% sedang industri plesiran di ASEAN tumbuh sebesar 7%. Thailand lah yang menjadi negara pesaing Indoneswia di sektor pariwisata.

Oleh sebab itu sekarang ini Kemenpar sedang menciptakan “10 Bali Baru” dengan destinasi Danau Toba, Tanjung Kelayan, Borobudur, Wakatobi, Morotai, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo Tengger Semeru, Mandalika dan Labuan Bajo. Semua itu pastilah membutuhkan sarana dan prasarana pendukung. Dan pemerintah terkait berusaha untuk mengadakannya termasuk juga menyediakan tenaga kerja bersertifikasi. Hingga 2017 telah tercatat 300.000 tenaga kerja tersertifikasi, dengan target 500.000 di tahun 2019.

Selain itu juga melakukan promosi-promosi kebudayaan atau strategy branding (Branding Wonderful Indonesia), dimana Indonesia menempati urutan ke 47 mengalahkan Thailand (68) ddan Malaysia (85). Sampai Oktober 2017 Indonesia telah mendapatkan 21 penghargaan dari 10 negara. Hal itu dilakukan untuk menaikkan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia sebagai salah satu sektor prioritas pembangunan di 2017 yaitu 1. Pangan, 2. Maritim, 3. Energi, 4. Pariwisata dan 5. Kawasan Industri dan KEK.
Pembangunan yang dilaksanakan 3 tahun ini memang bukan waktu yang cukup untuk menyelesaikan permasalahan, namun yakin bahwa hasilnya akan terlihat setelah berjalan 5 tahun. Dengan kerja keras dan #Kerja3ersama juga dukungan dari berbagai pihak tentu akan dapat terwujud untuk Indonesia maju dan kesejahteraan rakyat. Mari kita bersama dukung pemerintahan #3TahunJokowiJK agar dapat menyelesaikan tugas-tugas mulia yang diemban untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

img-20171019-wa0009-421803500.jpg